Minggu, 13 Maret 2011

Persepsi & Sensasi


Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
                Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
                Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu, misalnya.
Prinsip Persepsi




Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.

Gambar berikut menunjukkan bahwa persepsi manusia bukanlah hasil penjumlahan unsur-unsurnya [segitiga terbalik ditambah bujursangkar biru yang terpotong], tetapi seseorang dapat melihat ada segitiga putih di tengah walau tanpa garis yang membentuk segitiga tersebut.

Segi tiga putih

Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama [=figure] dan mana yang menjadi latar [=ground].

Contoh gambar gadis dan nenek, menunjukkan bahwa seseorang dapat menjadikan bentuk gadis sebagai figure, dan detil yang lain sebagai ground, atau sebaliknya.
Berhias?Liar?Wajah perempuan atau pemain terompet?
Beberapa contoh visual lain dapat dilihat berikut ini.


 


Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.
Determinan Persepsi




Di samping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang jelas], kekayaan sumber stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.

Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.

Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.

Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.

Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
           
Apakah Anda melihat gambar lumba-lumba? Apakah setelah diberikan ada cue / tanda bahwa ada gambar lumba-lumba, Anda kemudian baru bisa melihatnya?

Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.

Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.

Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Sensasi
Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”

Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Prinsip Pengorganisasian




Untuk mempersepsi stimulus mana menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada beberapa prinsip pengorganisasian.

Prinsip proximity
; seseorang cenderung mempersepsi stimulus-stimulus yang berdekatan sebagai satu kelompok.
Contoh visual:
http://rumahbelajarpsikologi.com/images/stories/fungsi_dasar/dot-prox.jpg
Pada contoh ini, seseorang akan cenderung melihat ada dua kelompok gambar titik merah dibandingkan dengan ada 4 lajur titik.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan mempersepsikan beberapa orang yang sering terlihat bersama-sama sebagai sebuah kelompok / peer group. Untuk orang yang tidak mengenal dekat anggota “kelompok” itu, bahkan akan tertukar identitas satu dengan yang lainnya, karena masing-masing orang [sebenarnya ada 4 lajur titik] terlabur identitasnya dengan keberadaan orang lain [dipersepsi sebagai 2 kelompok titik].
Prinsip similarity; seseorang akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai satu kesatuan.
Image: Contoh visual.
Pada gambar ini, walaupun jarak antar titik sama, tetapi orang cenderung mempersepsi bahwa terdapat dua kelompok / lajur titik [yaitu titik yang berwarna merah dan titik yang berwarna biru] dibandingkan empat lajur titik.

Prinsip continuity
; prinsip ini menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun sebenarnya stimulus tidak lengkap.

Contoh visual. Image
Pada gambar ini, seseorang cenderung untuk mempersepsikan bahwa ada dua garis yang bersilang membentuk huruf “X”, alih-alih melihatnya sebagai kumpulan titik-titik.

Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu berbeda dari fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian diteruskan ke orang lain setelah “dilengkapi” dengan informasi lain yang dianggap relevan walaupun belum menjadi fakta atau tidak diketahui faktanya.

A.   Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.” . Sensasi merupakan fungsi fisiologis juga sama dengan persepsi.Seperti yang kita tahu persepsi merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi  dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu.

Kepribadian


KEPRIBADIAN menurut Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.
Sedangkan menurut Pervin dan John:
kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
  • Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
    • Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
    • Trait konsisten dari situasi ke situasi
  • Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
    • ada proses adaptif
    • adanya perbedaan kekuatan, dan
    • kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.
Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Sumber bacaan:
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.
Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1996). The Science of personality. USA: John Wiley & Sons
Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.
Sejarah & Teori Utama





Meskipun ada banyak sekali teori tentang
kepribadian, tetapi umumnya teori-teori tersebut dapat ditelusuri asal gagasannya ke beberapa teori besar (grand theory). Perkembangan masing-masing teori besar itu tidak lepas dari sejarah perkembangan psikologi itu sendiri beserta para tokohnya.

Melanjutkan perkembangan psikologi di akhir
abad ke-19, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought. Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme, maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut.

Sumber kepustakaan dalam semua tulisan dalam modul ini adalah:
Brennan, J.F. (1991). History and Systems of Psychology. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Lundin, (1991). Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto: D.C. Heath and Company.
Fungsionalisme




 A. Konteks sosial politik dan intelektual AS
  • Pada abad 19, Amerika Serikat (AS) terbelah karena Perang Saudara. Bangsa ini memasuki abad 20 dengan optimisme pasca Perang Saudara, dengan semangat persatuan dan kemakmuran di bidang ekonomi dan politik. AS juga bersiap untuk menjadi negara yang dominan di dunia.
  • Optimisme yang sama juga ada pada dunia akademik, universitas berkembang, para ilmuwan yang kembali dari mencari ilmu di Eropa mulai mengembangkan iklim intelektual di AS.
  • Psikologi masuk ke AS bersamaan dengan optimisme di bidang ekonomi dan akademik ini dan disambut dengan antusias oleh masyarakat AS sebagai ilmu baru yang berprospek cerah.
  • AS banyak menyerap ide pemikiran dari Eropa, contohnya ide tentang empirism, model pemikiran John Locke mengilhami Declaration of Independence, setiap manusia dilahirkan sama dengan hak asasi yang sama.
 B. Pemikiran-pemikiran pendahulu
Filsafat pragmatisme Amerika
  • Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang asli berasal dari AS. Sistem filsafat ini lebih menekankan hasil daripada metode, menerima beraneka ragam metode dan pendekatan untuk menghasilkan pengetahuan. Iklim pragmatis di AS lebih menekankan pada bagaimana manusia menjalani proses-prosesnya dan tidak terlalu menekankan pada apa atau siapakah manusia itu.
  • Dicetuskan oleh kelompok orang muda yang upper class dari Boston, a.l. William James
  • Konsep utama : perilaku manusia digerakkan oleh belief yang dimiliki. Belief berkembang menurut prinsip evolusi “survival of the fittest”, yang dipertahankan adalah yang paling dibutuhkan manusia. Melalui proses inilah terbentuk perilaku manusia dan habit.
Teori Evolusi Darwin
  • Pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungannya, ia harus beradaptasi.
  • Proses adaptasi inilah yang menyebabkan terjadinya seleksi alam, baik dalam artian kelompok species yang unggul (Darwin) maupun dalam arti karakteristik dari species yang bertahan, misalnya anggota tubuh (Spencer).
  • Proses adaptasi sifatnya spesifik, hanya berlaku untuk lingkungan tertentu. Suatu kelompok species yang well-adapted dalam suatu lingkungan bisa saja tidak dapat beradaptasi pada lingkungan lain.
  • Sebagai seorang dualist yang percaya pada pemisahan mind-body, Darwin mengaplikasikan juga pandangannya ini kepada perkembangan fungsi mental makhluk hidup. Kelompok makhluk hidup yang paling sukses dalam beradaptasi dengan lingkungannya adalah mereka yang memiliki fungsi mental paling tinggi, dalam hal ini adalah manusia.
  • Pentingnya adaptasi ini menyebabkan aliran fungsionalisme sering dipandang sebagai ‘psychology of adaptation’.
Sir Francis Galton
  • Sepupu Darwin yang banyak menerapkan teori Darwin ke dalam bidang psikologi.
  • Menekankan pada aspek hereditary (bawaan) sebagai penentu kualitas fungsi mental manusia. Lingkungan tidak berperan. Berdasarkan studinya pada keluarga-keluarga terpandang, ia menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang diturunkan.
  • Sejalan dengan pandangan teori Darwin, ia juga percaya akan adanya variasi yang konstan dalam fungsi mental, yang dikenal sebagai individual difference.
  • Adanya perbedaan individual ini membawanya kepada pemikiran perlunya pengukuran akan perbedaan fungsi mental manusia. Hal ini dapat dilakukan melalui statistic dan teknik pengetesan sebagai pengukuran kapasitas mental manusia.
  • Kecerdasan/inteligensi manusia dapat diukur melalui ketajaman penginderaannya. Mereka yang memiliki penginderaan yang tajam adalah mereka yang cerdas.Selanjutnya hasil pengukuran ini harus dapat dituangkan ke dalam penggolongan manusia sesuai tingkat kecerdasannya. Hal ini dpat dilakukan melalui teknik statistik psikologi.
  • Galton juga percaya bahwa kelompok ras yang berbeda dari manusia bertahan di bagian yang berbeda-beda di bumi ini sebagai hasil dari adaptasi terhadap lingkungan mereka.
William James
  • Seorang pendahulu yang dianggap paling penting untuk aliran fungsionalisme. Pendidikan awalnya adalah seorang dokter dan ia pertama kali mengajar fisiologis di Harvard pada tahun 1872. Semenjak tahun 1878 ia mendalami filsafat dan psikologi serta mendapat gelar professor untuk kedua bidang tsb. Menurut Lundin (1991), James lebih muncul sebagai seorang filsuf daripada seorang psikolog. Pengaruhnya sangat kuat pada aliran fungsionalisme, terutama kelompok Chicago school.
  • Karya utamanya adalah Principles of Psychology. Karya yang sering dijadikan rujukan untuk mahasiswa psikologi tahun awal adalah Psychology : Briefer Course.
  • Definisi dan ruang lingkup psikologi. Psychology is the science of mental life, both of its phenomenon and of their conditions” Fenomena adalah subyek dan kondisi adalah proses fisiologis di otak. Psikologi adalah natural science.
  • Metode psikologi. Ada tiga metode utama dalam psikologi:
    • Introspection
      Merupakan metode penting dan utama dalam psikologi. Introspeksi yang dimaksud sangat berbeda dengan introspeksi dalam aliran strukturalisme. Bagi James, introspeksi adalah kecenderungan alamiah manusia, kemampuan untuk menyadari apa yang telah terjadi.
    • Experimentation
      James mengakui metode ini sebagai metode penting namun tidak pernah melakukannya sendiri. Ia menganggap metode ini perlu dieksplorasi lebih lanjut.
    • Comparative method
      Metode tambahan yang dapat digunakan untuk psikologi anak-anak, binatang, orang primitif, dan penderita gangguan mental.
  • Dalam pandangan-pandangannya yang lain, tampak jelas bahwa bagi James, proses fisiologis di otak dan di dalam tubuh manusia adalah representasi dari proses mental dan hal ini adalah penentu tingkah laku dan menentukan bagaimana manusia mempersepsikan lingkungan. James juga mengakui adanya proses habituasi yang otomatis dan semakin tidak disadari, meskipun meninggalkan jejak dalam benak manusia. Baginya, proses mind lebih penting daripada elemen-elemen mind itu sendiri. Pandangan ini terwakili dengan jelas dalam teorinya tentang emosi, bersama-sama Carl Lange, yang dikenal sebagai James-Lange Theory. (Baca pandangan James tentang habit, instintct, emotion, reason dan memory, Lundin hal 104-106)
  • James dikenal sebagai salah seorang psikolog terbesar Amerika. Sebagai pribadi ia juga diakui populer dan charming, serta kemampuan menulisnya sangat mengagumkan. Ia juga dikenal sebagai seorang penentang keras aliran strukturalisme dari Wundt. Meskipun pada masanya idenya sangat berpengaruh, dengan berlalunya waktu hanya sedikit pandangannya yang bertahan hingga masa kini.

C. Ciri Fungsionalisme
  • Lebih menekankan pada fungsi mental daripada elemen-elemen mental.
  • Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting
  • Fungsionalisme juga sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
  • Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respon adalah suatu kesatuan
  • Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman terhdap fungsi mental.
  • Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia. Meskipun sebagian besar riset di Uni. Chicago (pusat berkembangnya aliran fungsionalisme) menggunakan metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang pada satu metode inti. Metode yang digunakan sangat tergantung dari permasalahan yang dihadapi
 D. Tokoh-tokoh
John Dewey (1859-1952)
  • Latar belakangnya adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat. Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia University dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
  • Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy. Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh : anak yang mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.
James Rowland Angell (1867-1949)
  • Berasal dari keluarga terpelajar, ayah dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari universitas besar di AS. Ia memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid William James di sana. Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23 gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan pernah menjabat sebagai presiden dari APA.
  • Angell adalah seorang yang kritikal terhadap strukturalisme. Pada masa keaktifannya, aliran fungsionalisme sedang berkembang dan berjuang untuk memperoleh tempat yang mapan dalam khasanah dunia ilmu sehingga juga memunculkan banyak kritik terhadap aliran strukturalisme yang sudah lebih dlu mapan. Baginya, psychological entity tidak ada yang dapat dipisah-pisah seperti sel dalam ilmu biologi. Psychological entity adalah sebuah kompleks yang kita kenal sebagai persepsi. Hal ini jelas tidak sejalan dengan strukturalisme.
  • Functional psychology adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and body.
Harvey A. Carr (1873-1954)
  • Carr menggantikan Angell sebagai Kepala Departemen Psikologi di Chicago setelah menerima gelar Ph.Dnya. Pada masa ini fungsionalisme sudah menjadi aliran yang mapan dan tidak terlalu bersaing lagi dengan strukturalisme
  • Bagi Carr, aspek penting dari psikologi adalah perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan berbagai fungsi mental manusia (perception, learning, emotion dan thinking )dengan kerangka berpikir perilaku adaptif manusia.
 D. Sumbangan
  • Mengembangkan ruang lingkup psikologi dari segi kelompok subyek (anak, binatang) maupun bidang kajian (psikologi abnormal, psychological testing, psikologi terapan). Hal ini dimungkinkan karena aliran fungsionalisme lebih terbuka kepada perbedaan individual dan bidang aplikasi daripada strukturalisme. Salah satu pelopor psychological testing adalah James McKeen Cattell, mantan murid Wundt. Selanjutnya bidang psychological testing ini menjadi salah satu bidang kajian penting dan paling populer dalam psikologi.
  • Memperkenalkan pentingnya perilaku nyata sebagai representasi dari aktivitas mental. Pandangan ini mempersiapkan jalan bagi berkembangnya aliran baru, behaviorisme yang berpegang pada perilaku nyata sebagai satu-satunya obyek psikologi
  • Memperkenalkan konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi. Konsep adaptasi dan adjustmen ini menjadi konsep yang sangat penting dan sentral bagi beberapa bidang studi psikologi selanjutnya, seperti kesehatan mental dan psikologi abnormal.
E. Kritik terhadap Fungsionalisme
  • Kritik utama dari aliran strukturalisme adalah lebih pentingnya isi/elemen mental daripada prosesnya. Pada masa dimana terjadi persaingan ketat antara fungsionalisme dan strukturalisme, kritik ini cukup mendapat perhatian penting.
  • Kurang adanya fokus yang jelas dan terarah dalam aliran fungsionalisme. Para tokoh tidak pernah terlalu jelas dan elaboratif dalam mengungkapkan konsep-konsepnya dalam karya mereka. Akibatnya aliran ini dianggap tidak terlalu utuh dan terintegrasi dan berdampak pada posisinya yang kurang kuat sebagai sebuah sistem.
  • Bersifat teleological, sesuatu ditentukan oleh tujuannya. Hal ini menggambarkan orientasi pragmatisme yang seringkali dikritik sebagai lebih berorientasi pada hasil dan tidak memperhatikan proses.
  • Terlalu eklektik, mencampurkan berbagai ide dan konsep dari beragam sumber sehingga terkesan kompromistis dan kehilangan bentuk asli. Pada dasarnya, fungsionalisme memang tidak ingin muncul sebagai sebuah aliran yang strict dan lebih memilih untuk dapat lebih fleksibel dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Fungsionalisme tidak bertahan lama juga sebagai sebuah aliran, sama seperti strukturalisme yang sering ditentangnya. Meskipun demikian, banyak ide-ide aliran ini yang kemudian diserap oleh aliran besar psikologi modern di AS.